Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Sajak "Takutlah Engkau Hai Fulan"



Siapakah orang yang paling miskin?

Adakah kemiskinanmu membuatmu malas beribadah kepada Allah?

Takutlah engkau hai fulan!

Nabi Isa as adalah orang termiskin di dunia

Tak sedikitpun kemiskinannya membuatnya malas beribadah kepada Allah



Siapakah orang yang paling kaya?

Adakah kekayaanmu membuatmu jauh dari rasa syukur kepada Allah?

Takutlah engkau hai fulan!

Nabi Sulaiman as adalah orang terkaya di dunia

Tak sedikitpun kekayaannya membuatnya jauh dari rasa syukur kepada Allah



Siapakah orang yang ahli?

Adakah keahlianmu membuatmu lalai untuk mengingat Allah?

Takutlah engkau hai fulan!

Nabi Daud as adalah ahli pakaian baja di dunia

Tak sedikitpun keahliannya membuatnya lupa kepada Allah



Siapakah orang yang dicampakkan?

Adakah nasibmu yang dicampakkan membuatmu putus asa dari rahmat Allah?

Takutlah engkau hai fulan!

Nabi Yunus as adalah orang yang dicampakkan di dunia

Tak sedikitpun di dalam perut ikan 3 hari 3 malam lamanya membuatnya putus asa dari rahmat Allah



Siapakah orang yang sedang menderita penyakit?

Adakah penyakitmu membuatmu terhalangi beribadah kepada Allah?

Takutlah engkau hai fulan!

Nabi Ayyub as adalah orang yang paling dideritakan penyakit di dunia

Tak sedikitpun penyakitnya selama 18 tahun lamanya membuatnya terhalangi beribadah kepada Allah



Siapakah orang yang mengganjal perutnya karena kelaparan?

Adakah kelaparan itu membuatmu berhenti berharap dan memohon kepada Allah?

Takutlah engkau hai fulan!

Rasulullah saw adalah orang yang lebih dahulu mengganjal perutnya di dunia

Tak sedikitpun dari rasa laparnya itu membuatnya berhenti berharap dan memohon kepada Allah



Kalau semua beban hidup sudah begitu banyak manusia yang mampu melaluinya

lalu apakah alasan kita untuk tidak beribadah kepada Allah?



Menjadi manusia merdeka dari kewajiban dan tidak ingin mendapatkan balasan akhirat,

Silahkan cari dunia lain untuk ditempati kelangsungan hidup, dan janganlah tinggal di buminya Allah



Sesungguhnya Allah Maha Pengasih terhadap hamba-hamba-Nya, Dia lebih tahu atas ujian yang manusia lalui

Mereka sebenarnya sanggup melalui ujian-Nya, namun kebanyakan di antara mereka tidak memiliki kesabaran dan tidak pula memiliki pengetahuan yang banyak



Mereka selalu memperturutkan hawa nafsu,

dan tidak mau menghiraukan ajakan imannya...



Sumber : Catatan FB Nasrul Alimuddin
Share:

Jangan Sia-siakan Keahlian Yang Anda Kuasai


"Barangsiapa yang sudah ahli (dalam memanah), kemudian meninggalkan keahliannya karena benci berarti ia menghapus nikmat yang telah diberikan Allah." (HR. An-Nasa'i)

Percayakah anda bahwa bakat ada pada tiap diri seseorang sejak ia lahir di muka bumi ini???

Dari Hadis di atas menjelaskan, bahwa Nabi menganjurkan kepada kita untuk selalu berlatih walaupun sudah menjadi seorang yang ahli di bidangnya, dan barangsiapa yang meninggalkannya maka ia benar-benar telah menghapus nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Biasanya untuk kata "latihan" diperuntukkan hanya kepada orang-orang yang masih awam, tapi kali ini statement dari sebuah hadits memberikan penguatan bahwa kata "latihan" bukanlah milik orang-orang awam saja, tetapi milik semua kalangan.

Tidak perlulah berlatih jika sudah pandai memanah sejak lahir!!!

Tidak ada latihan tanpa kesulitan, tidak ada latihan tanpa mencucurkan keringat, bagaimana mungkin anda bisa menguasai sebuah keahlian tanpa sering berlatih untuk menggapainya. Setelah menggapai pun anda harus masih tetap berlatih agar bakat anda itu selalu terasah (terbiasakan) dan agar keahlian itu tidak meninggalkan anda. Dalam hal ini bisa ditarik sebuah kesimpulan, bahwa sebenarnya bakat itu tidak ada, yang ada adalah orang yang giat berlatih sehingga memunculkan sebuah bakat. Tidak dengan berlatih, maka bakat pun tidak akan bermunculan.

Sebuah pepatah mengatakan:

"melakukan sesuatu itu sangat mudah, tapi memelihara adalah sesuatu yang sangat sulit"

dalam hal yang lain ada juga pepatah yang mengatakan bahwa "mencapai sesuatu membutuhkan proses dengan waktu yang lama, tetapi menghancurkannya hanya membutuhkan waktu sesaat saja."

Banyak orang yang mampu menghafal Al-Qur'an, akan tetapi memelihara agar tetap hafal sampai meninggal dunia itulah yang sangat sulit. Menjadi orang saleh membutuhkan waktu yang begitu lama agar sikap kesalehan itu bisa mendarah daging di tubuh sesorang, akan tetapi menghancurkannya dengan menjadi orang yang salah itu hanya membutuhkan beberpa detik saja. "Panas setahun disapu hujan sehari" walaupun anda memiliki banyak amalan-amalan dimulai dari masih belia sampai di masa tua, namun meninggalnya dengan cara bunuh diri ujungnya hanya neraka juga.

Mudah-mudahan kita semua selalu menjaga nikmat Allah dengan selalu belajar dan melatih diri, sehingga kita semua benar-benar menjadi mampu dan ahli.

Amin!!!

"Lapangan es, meskipun licin akan menjadi surga bagi mereka yang pandai berdansa (Ice Skating)." (Fredrich Nietzche)

Share:

Kecongkakan Manusia


أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى كَلاإِنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.”  (Al-‘Alaq 96:6-7)

Manusia itu pada dasarnya suka melampaui batas karena memandang dirinya serba cukup, kaya dan tidak membutuhkan orang lain. Padahal mau makan, mau minum, meski kita punya banyak uang kalau nggak ada yang namanya petani dan tukang gali sumur rasanya akan sangat susah untuk mendapatkan makanan dan minuman itu. Bagaimana pun kita tidak bisa hidup sendiri karena kebutuhan hidup manusia serba kompleks, perlu banyak tangan-tangan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia  yang serba kompleks itu. Bagaimana pun hebatnya kita, kita tetap saja membutuhkan orang lain untuk mengisi kehidupan kita, dan hubungan kita kepada sesama manusia tidak bisa dihindari.

Lalu, bagaimana hubungan kita kepada Tuhan, Dialah yang menciptakan kita, seharusnya kita benar-benar menghamba dan mengabdi semata-mata hanya kepada-Nya. Namun sebagian orang karena bertentangan dengan keinginannya lalu tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata, padahal tadinya dia hanyalah setitik mani yang hina yang tidak ada apa-apanya.
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ

“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (An-Nahl 16:4)

Ayat ini menjelaskan bahwa manusia itu betapa congkaknya ia, ia tidak mengakui siapa yang menciptakan-Nya lalu berdasarkan keinginan nafsunya ia malah memilih yang lain untuk diakui sebagai tuhannya, tuhan yang tidak mampu menolong dirinya sendiri. Betapa bodohnya manusia, dimanakah mereka menaruh akalnya, tidak berpikirkah ia kalau apa yang mereka persangkakan sebagai tuhan itu adalah sesuatu yang amat sangat lemah. Karena sangking lemahnya ia sehingga ia tidak mampu menyelamatkan dirinya dari hukuman manusia itu sendiri. Lihatlah Yesus yang dianggap sebagai tuhan oleh kaum Nasrani, karena sangking lemahnya ia sehingga ia tidak mampu menolong dirinya dari kayu salib, kelemahannya itu menandakan bahwa dia juga adalah seorang manusia seperti kita dan bukan tuhan.
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْتُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.” (Ali Imran 3:59)

Para pembaca yang budiman, ayat ini sepertinya hendak menunjukkan kepada kita bahwa manusia itu juga fana, berumur terbatas dan sangat lemah, dan dia (Yesus) juga adalah manusia yang butuh oksigen untuk hidup, dia juga adalah manusia yang sudah ditentukan rezki dan ajalnya, dan ketetapan Allah itu berlaku kepada seluruh manusia hingga akhir zaman. Kata tanah menunjukkan sesuatu yang sangat kecil, merupakan tumpukan dari debu-debu yang relatif kecil dari barang yang besar, apalagi mau dibandingkan dengan dunia dan seisinya. Ayat ini membantah ketuhanan Yesus bagi kaum nasrani dan membantah orang-orang Islam yang masih beranggapan bahwa Isa al Masih diangkat ke langit dengan tubuh kasarnya yang butuh oksigen.
“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.” (Ali Imran 3:55)

Ayat ini menjelaskan bahwa Isa al Masih akan sampai kepada ajalnya, maksudnya akan wafat seperti lazimnya manusia pada umumnya terkena sunnatullah kematian.
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ

“Setiap nafs (yang berjiwa) akan menghadapi kematian.” (Ali Imran 3:185)

Setelah itu barulah Isa diangkat ke sisi-Nya, pengertian ini juga tidak menggambarkan kalau Isa al Masih di angkat ke langit melainkan yang diangkat adalah derajatnya, itu sebagaimana penjelasan Irene Handono pada majalah ALKISAH No. 26/19 Des. 2005 – 1 Jan. 2006 yang menyatakan bahwa penggunaan kata “rafa’a” seperti yang kita temui dalam surah Al-Mujadilah ayat 11
“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al Mujadilah 58:11)

Makna pengangkatan yang sama juga diberikan kepada Nabi Idris dalam surah Maryam ayat 57.

Selain itu ada juga anggapan jika Nabi Adam as. tidak memakan “buah larangan” maka beliau akan hidup abadi. Ayat-ayat al-Qur’an yang pertama hingga terakhir di atas telah menyampaikan sebuah ketetapan kepada kita bahwa anggapan-anggapan itu tidak masuk akal sambil mengisyaratkan janganlah menjadi makhluk yang melampaui batas, maksudnya melampaui ketetapan manusia yang sudah digariskan bahwa yang namanya manusia pasti akan mengalami yang namanya kematian.

Share:

Ini Kendaraan Umum Neng!!!


Budaya Indonesia makin tidak kenal sikap ramah tamah, bebas dengan hal-hal yang dapat mengotori ataupun mencemari kesejukan lingkungan.

Pengalaman seseorang dan itu tidak asing lagi dari lecutan keseharian kita, sering kali melihat orang di atas angkot (angkutan kota) menyemburkan asap rokoknya. Hal ini membuat penumpang yang lain merasa terganggu. Salah satu penumpang terkhusus cewek, adalah makhluk yang paling terusik dengan gangguan asap rokok, apalagi baunya bikin ngedap dan sesak lagi ngesap. 'Mas asap rokoknya mengganggu nih' salah seorang penumpang ngomel, 'Ini kendaraan umum neng!!! kalau mau enak pakai kendaraan pribadi neng!!!'

Kejadian yang serupa terjadi ketika kita masuk ke WC umum, oh oh betapa kotornya. Ditanyakan ke pegawainya 'kok WCnya kotor amat sih'. Mungkin para pembaca sudah bisa menebak apa jawaban pegawai itu 'Maklum WC umum pak'.

Beberapa hal yang dapat kita petik dari kejadian tersebut adalah 1) Bahwa dalam benak setiap orang yang namanya barang milik umum adalah kotor, 2) Pengguna barang milik publik tidak berhak menuntut kenyamanan. Sepertinya bangsa Indonesia memang miskin nasihat, dimana sebagian besar masyarakatnya tidak pernah atau sedikitpun memperoleh tauladan dari orang tua, lingkungan dan pimpinan negara tentang pentingnya kebersihan dan memelihara barang publik.

Inilah sistem kehidupan dari lingkungan kita saat ini, ketidaktahuan dan ketidakpedulian terhadap barang milik publik adalah salah satu ciri masyarakat yang kurang budaya dan tidak memiliki integritas yang baik. Jika dibiarkan tanpa ada tauladan dari pimpinan bangsa dan yang berpengaruh untuk diteladani, niskaya bangsa ini akan runtuh sedikit demi sedikit.

Sumber : Catatan FB Nasrul Alimuddin
Share:

Bekerja Adalah Seni


"Keberhasilan yang sering kita anggap sebagai keberhasilan adalah sesuatu yang diperoleh dengan mudah, tetapi itu adalah keberhasilan yang sangat langka, karena keberhasilan membutuhkan lebih banyak bekerja daripada hanya keberuntungan untuk masuk ke jalur yang lebih mudah"

"Jalan pintas!" pekerjaan orang malas ataukah pekerjaan orang pintar???

Jika dengan jalan pintas bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar, orang yang menemukan jalan pintas itu adalah orang terpelajar, dan pastinya dia pintar. Orang malas hanya ingin keuntungannya saja, tapi dia tidak akan mungkin menemukan keberuntungan dengan mudahnya tanpa usaha sebelumnya untuk menemukan jalan pintas itu. Sang karyawan bekerja hanya bisa menghasilkan sejuta sebulan, tapi sang pemilik perusahaan bisa menghasilkan puluhan juta per bulan bahkan sampai ratusan juta per bulan. Sebelum menjadi seorang yang jutawan, begitu mudahnya rezki mengalir kepadanya, tentunya ia adalah seorang pekerja keras dan tidak nampak tanda-tanda kemalasan di masa mudanya.

Seni adalah pekerjaan halus yang melahirkan sebuah karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa. Orang menjadi ahli bukanlah dikarenakan dari sebuah keistimewaan, tetapi berawal dari kebiasaan yang dikembangkan secara bertahap. Keahlian tidak akan dimiliki oleh orang-orang yang malas, karena bakatnya telah terpendam dalam dirinya bersama dengan kemalasannya. Pekerjaan adalah kebiasaan yang dikembangkan secara bertahap hingga memunculkan sebuah bakat, mereka yang sukses adalah mereka yang dalam pekerjaannya bisa menghasilkan karya-karya baru dari bakatnya itu yang dapat mendatangkan keuntungan yang besar untuk dirinya menjadi seorang yang jutawan. Bekerja adalah seni!!!

"Seni seseorang akan tumbuh dalam dirinya, menurutku tak satu orang pun yang dapat menjelaskan pertumbuhan itu. Ia terjadi secara halus dan sangat rahasia. Bagaimana mungkin kita akan menggali dan mencabuti tanaman hanya untuk mencari tahu pengertian dari kata tumbuh."

Semoga kita semua tetap dalam seni bekerja, dan menggantungkan nasib kepada Allah seiring dengan melakukan sebuah pekerjaan...

Amin!!!

Jika kata-kataku ini ada benarnya, maka sesungguhnya yang benar itu datangnya dari Allah Swt., dan jika terdapat kekeliruan, maka itu adalah kesalahan saya sebagai manusia biasa yang tempatnya khilaf dan kesalahan!!!

Share:

Gerakkan Tanganmu! Niscaya Rezki Akan Bergerak Kepadamu ...


"Tertulis dalam kitab Taurat: Apabila di rumahmu sudah ada gandum, maka beribadahlah (kepada Allah). Apabila belum ada gandum maka bekerjalah, gerakkanlah tanganmu, itu yang menyebabkan kamu memperoleh reski." (Sufyan Ats-Tsauri)

Bukan lagi hal yang baru buat kita, tentang "nasib", jika berani menjadi manusia itu artinya anda harus berjuang untuk hidup. Segala keperluan hidup yang datang kepada kita adalah memerlukan keterlibatan tenaga dan pikiran. Hidup adalah pekerjaan. Tak mau bekerja maka jangan jadi manusia.

Ada pun tentang nasib, sungguh beruntung bagi yang bernasib mujur, mungkin dikarenakan ia adalah anak dari seorang konglomerat atau dia adalah anak dari seorang Pengusaha Sukses, ke mana-mana selalu diantar dengan Mercy atau Nissan, di jaman kerajaan mungkin setingkat kendaraan berkuda. Punya tanah seluas gunung, punya banyak perusahaan yang cabangnya terletak di semua daerah. "Nasib Mujur" itu tidak semua manusia bisa menikmatinya, hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang sudah digariskan oleh-Nya, sementara yang lainnya ada yang memulai hidupnya dari nol, tidak ada harta warisan, tidak memiliki harta kekayaan, dan selalu hidup dalam kemiskinan.

Mencapai kesuksesan yang begitu gemilang tidaklah terjadi begitu saja, ada banyak kepelikan hidup yang dilalui sebelum mencapai kesuksesan itu. Mereka yang sukses adalah mereka yang bisa mempertahankan hidupnya dengan harga diri dan kehormatannya. Harga diri dan kehormatan hanya dapat diperoleh dengan tidak menggantungkan kebutuhan hidup dan mengemis penghidupan dari tangan orang-orang yang pelit.

Hidup butuh makan, hidup butuh pakaian, hidup butuh rumah, hidup butuh pengakuan di masyarakat, hidup butuh pasangan, hidup butuh negara, hidup adalah keinginan. Untuk mencukupi kebutuhan diperlukan keterlibatan tenaga dan pikiran, "gerakkanlah tanganmu! niscaya rezki akan bergerak ke arahmu."

Ungkapan yang tertulis dalam kitab Taurat yang dinukil oleh Sufyan Ats-Tsauri tersebut mengandung keseimbangan hidup, antara beribadah dan mencari rezki. Bekerja mencari rezki itu sendiri adalah ibadah, mensyukuri dengan tercukupinya kebutuhan hidup termasuk mensyukuri adanya gandum yang bisa dimakan untuk menyambung hidup, itu juga termasuk ibadah. "Merusak diri" adalah pekerjaan yang paling tidak disenangi oleh Allah, termasuk membiarkan perut kelaparan dengan tidak berusaha padahal ia sanggup berbuat untuk mendapatkan makanan.

"Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." (Al Baqarah 2:11)

Manusia (termasuk diri kita) dan makhluk hidup lainnya, dan benda mati yang lain yang tidak diperkenangkan untuk dirusak, semuanya adalah bagian dari bumi yang Allah perintahkan kepada kita untuk tidak merusaknya. Perbuatan merusak orang lain termasuk mengadu domba, menghasud dan mendengki. Perbuatan merusak diri sendiri adalah seperti tidak berpakaian, membiarkan perut keroncongan dikarenakan ia tidak berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dan merasa pasrah atau dalam keadaan putus asa, padahal secara fisik ia bisa manfaatkan tenaganya untuk mendapatkan makanan dan penghidupan yang layak.

Semoga kita semua bisa menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, antara pekerjaan dan ibadah kepada Allah...

Amin

Jika terdapat kesalahan, itu datangnya dari saya pribadi. Dan jika menurut anda ini benar maka yang benar itu adalah datangnya dari Allah Swt.

"Kita menjadi seorang ahli karena giat belajar dan berlatih berkali-kali, ini bukan keistimewaan namun kebiasaan." (Aristoteles)

Share:

Info Pendidikan

Lihat lebih banyak lagi !!! »

Guru

Lihat lebih banyak lagi !!! »
X
FORMULIR KONTAK

X
small rss nasrul Al Quran Digital
Dengarkan bacaannya !!!


Klik Play/Pause jika ingin memainkan atau memberhentikan audio
Widget by Nasrul Alimuddin
Klik di sini untuk mendengarkan bacaan lainnya !!!
Recent Comments Widget

Disqus Comment

Dokumentasi

 
Contact Kembali ke atas